kepikiran

Bicara dan Mendengar

Sejujurnya ku katakan Indah itu tukang ngomong, suka nyerocos dan ga bisa diam.

Tapi seiring bertambahnya umur kesadaran diri untuk berubah pastilah ada 😉

Bukan untuk berubah menjadi pendiam, dan jadi wanita dengan suara lembut, dengan tertawa sopan gaya ningrat. Kalo itu agak2 mustahil kayaknya, soalnya ada orang yang pertama kali ketemu aku dan sudah bisa komentar kao audioku itu bagus stereo-nya. Ada juga temen kuliah yang bilang kalo aku itu pasti nelan toa makanya suaranya kenceng. Whatever…. Ini Indah dan Indah tetep nyaman dengan Indah..^__^ even dengan stereo dan dengan Toa yang sudah kutelan hehehhehe

Aku pingin berubah untuk lebih banyak mendengar.

Dengan latar belakang sales, orang pasti berpikir harus jago ngomong, ada benernya juga. Tapi ga sekedar jago ngomong tapi jago mendengar.

Pekerjaanku yang sekarang lebih membutuhkan keahlian untuk mendengar. Mendengar keluhan ataupun usul2 dealer. Berharap aku mengucapkan satu kata dan mereka bisa mengeluarkan 10 usulan dan keluhan. Walaupun tetap membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik.

Aku perhatikan belakangan terakhir aku menjadi tempat bercerita beberapa teman.

Dari teman cyber yang jadinya jadi “teman telpon”, teman SMA, teman kerja sebelumnya, teman yang berbeda waktu 6 jam, belum juga kakakku sendiri, plus sekarang keponakanku yang mulai curhat2an (baru 6 tahun).

Sudah menjadi suatu yang biasa kalo ada telpon masuk. “Cha gi sibuk?”, “Ndah.. ganggu gak?”, ” Ndah sibuk ga ko?” Hanya untuk bercerita masalah cintanya.

Kayak aku menjadi pakar soal asmara yang siap memberikan solusi bagi mereka. Padahal aku cuma mendengar saja, yah sedikit memberikan pendapat dan selalu berakhir dengan perkataan “just follow your heart”. Itulah perkataan terakhir seorang konsultan cinta ;p

Michelle keponakanku, pernah ngobrol2 bareng aku sebelum tidur, curhat dan nanya ” Bi uda, pernah ga ada yang ngatain jelek?” dengan santai kujawab “sering” dan Michelle menanyakan tanggapanku.

Mungkin saja di sekolahnya ada yang ngatain dia jelek. Dalam hatiku ” I’ve been there” dulu waktu aku di Rantau Prapat dikatain anak Keling (orang India yang item banget). But thanks God, i have the best parents yang selalu punya stock perkataan yang bikin aku tetap PD.

Kakakku punya perkataan yang yang bikin tenang keponakanku kalo Michelle merasa dirinya jelek. Katanya Michelle itu seperti ulat, yang berubah jadi kepompong dan nantinya menjadi kupu-kupu yang cantik. Contohnya Bi Uda, dulu Bi Uda Juelek buanget, tapi sekarang khan ehem.. ehemm… ga enak aku nuliskannya hahahahhahaa… 😀

Trus curhatan temen yang patah hati trus merasa ga dianggap dan menangis berhari-hari. Dan dalam hatiku berkata ” I’ve been there”

Temen yang bingung dengan cowok yang mendekatinya dengan tidak jelas, memberikan harapan tapi pergerakannya susah dibaca, serius kah? suka kah? iseng kah? Dan aku juga bisa berkata dalam hati “i’ve been there” Usul ku sih cowok gini dah ketinggalan kereta kali yah….Aku pernah suka dengan cowok model ini. Tapi untuk aku pribadi, lupakan saja, lebih baik dicintai, dari pada mencintai laki2 yang ga jelas perasaannya ke kita.

Sekarang aku bisa mensyukuri kejadian tidak enak yang pernah aku jalanin ternyata ada baiknya juga. Aku bisa bener2 merasakan kalo ada temen ato siapapun yang menceritakan masalahnya dan aku pernah ada di keadaan seperti itu.

Yah intinya sih sampe sekarang aku terus belajar untuk menjadi pendengar yang baik dan tetap berlatih menjadi pembicara yang baik juga.

Leave a comment